2/15/2009



Bandung, 6 Februari 2009. Langkah pertama telah diambil para OC (Organizing Committee) untuk menyosialisasikan P-BOX (Project Based On Exchange). Pada hari Jumat(06/02), OC P-BOX HIV/AIDS melakukan talk show disalah satu stasiun radio yang ada di “kota kembang” ini. Dalam talkshow tersebut hadir, Endy Sulistiawan, Sekretaris Harian KPA, Kheista Leonie, OCP P-BOX HIV/AIDS dan Wu Chang, Volunteer AIESEC dari Cina untuk isu HIV/AIDS.

Dalam talkshow tersebut, pak Endy menyebutkan bahwa kita harus memutuskan mata rantai penyebaran HIV/AIDS di kota Bandung. Salah satu cara pemutusan mata rantai adalah dengan menggunakan kondom saat melakukan hubungan seks. Selain itu, edukasi tentang HIV/AIDS harus diberikan sejak dini kepada anak-anak, idealnya ketika mereka berada pada bangku SLTP. Pak Endy juga mengatakan bahwa dari satu kasus HIV/AIDS yang terungkap di kota Bandung masih ada seratus kasus HIV/AIDS yang belum terungkap. Dari kasus yang terungkap, terdapat 48 kasus balita yang terkena HIV/AIDS karena bawaan dari orang tua mereka.

Wu Chang, volunteer AIESEC dari Cina mengatakan bahwa ia tertarik untuk pergi bermil-mil jauhnya dari Cina untuk mengunjungi Indonesia dan terlibat dalam isu HIV/AIDS karena ia tidak pernah mendengar negara ini sebelumnya. Karena itu, ia ingin mengetahui mengenai negara Indonesia lebih jauh.

Mengapa melibatkan orang luar?, itulah pertanyaan yang dilontarkan oleh penyiar kepada Kheista Leonie, OCP P-BOX HIV/AIDS. Kishi, panggilan akrab Kheista Leonie mengatakan bahwa tujuan utama AIESEC adalah menciptakan kedamaian dan ketentraman diantara negara dan cara untuk mencapai hal itu adalah dengan menciptakan cultural understanding diantara warga negaranya, untuk mencapai tujuan itu, AIESEC melibatkan orang luar dalam setiap P-BOXnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Powered By Blogger